Thursday, June 14, 2012

Bukti Ilmiah Al-Qur’an Tentang Adanya Pembatas Di Lautan



Siapa yang tidak kenal dengan laut?. Tentunya semua orang tahu mengenai air yang terasa asin ini. Dari lautanlah kebutuhan sebagian manusia terpenuhi. Baik itu mengenai ikan-ikan yang dikonsumsi atau dijadikan obat, penghasil garam sebagai penyedap masakan atau sebagai tempat dieksplorasinya minyak bumi, dan lain sebaginya. Namun, tahukah sobat bahwa ternyata di lautan yang sangat luas itu terdapat dua lautan yang di antara lautan itu ada batas yang tidak akan dilewati oleh masing-masing lautan?. Hal inilah yang akan coba saya share untuk sobat blogger dan netter sekalian. Namun kali ini saya akan menguraikan bahwa pendapat akan keberadaan dua lautan ini berdasarkan al-Qur’an yang kemudian dibuktikan dengan ilmu pengetahuan modern.
Allah swt berfirman:
مَرَجَ اْلبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ (۱۹) بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ (۲۰ )
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS. ar-Rahman : 19-20)
Di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa la yabghiyan Maksudnya masing-masingnya tidak menghendaki. Dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah bahwa ada dua laut yang keduanya tercerai karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) Maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), Maka bertemulah dua lautan itu. seperti terusan Suez dan terusan Panama.
Namun menurut sumber lain bahwa dalam kata “Barzakh” adalah mengadung arti pembatas atau pemisah. Hal ini bukan berarti pembatas secara fisik. Kata “Maraja” secara harfiah berarti “saling bertemu” dan bercampur. Namun ahli tafsir terdahulu belum dapat menjelaskan arti dari dua kata tersebut, yakni keduanya bertemu dan bercampur sekaligus terdapat pembatas di antara keduanya. Pembatas ini memiliki dua lautan, sehingga masing-masing lautan memiliki suhu, keasinan, dan kepekatan masing-masing. Dalam hal ini penyebutan kata “oceanolog” mungkin menjadi kata yang tepat dalam pembahasan ini. Terdapat pembatas air yang tak terlihat antara dua laut di lautan. Melalui pembatas itu, air dari satu lautan melewati yang lain.
Tetapi ketika air dari satu lautan memasuki lautan yang lain, ia kehilangan sifat khususnya dan menjadi satu dengan air yang lain. Dengan cara ini pembatas tersebut menjadi pemersatu transisional bagi air dan dua lautan. Fenomena ilmiah menurut al-Qur’an inipun ditegaskan oleh Dr. William Hay yang dikenal sebagai ilmuwan kelautan dan professor ilmu geologi di Universitas Colorado, Amerika Serikat. Fenomena ini terjadi di beberapa tempat, termasuk pemisah antara laut Mediterania dan laut Atlantik di Gibraltar. Laut Mediterania dan laut Atlantik berbeda kandungan kimia dan biologisnya.
Terdapat hal menarik bahwa al-Qur’an menginformasikan mengenai fenomena alam ini sejak 1400 tahun yang lalu, ketika segalanya masih sangat terbatas termasuk dalam hal ilmu pengetahuan, namun baru diketahui fakta atau kebenarannya pada masa kini. Mungkinkah seorang Rasul Muhammad saw sempat menimba ilmu kelautan? Atau menjadi professor geologi? Tentu tidak. Beliau tetaplah seorang Rasul yang menyampaikan wahyu kepada umatnya. Ketika masa itu belum berkembang ilmu pengetahuan yang pesat seperti sekarang ini, maka Allah sebagai pencipta alam semesta ini tentulah Maha Mengetahui atas apapun yang terjadi di muka bumi dan informasi ini tentulah bukan dari seorang manusia, melainkan dari Allah, Tuhan semesta alam. Semoga bermanfaat.
Sumber: Einstein Aja Baca Qur’an: 43 Keajaiban Ilmu Pengetahuan Yang Terkandung Dalam Al-Qur’an, karya MD. Anisurrahman. Yogyakarta: Balqist

No comments:

Post a Comment